Sabtu, 11 Juni 2016

NUTRISI TUMBUHAN



1.      NUTRISI TUMBUHAN
A.  Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari pertumbuhan suatu pohon. Nutrisi didapatkan dari makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh tumbuhan.Nutrisi dapat juga diartikan sebagai proses untuk memperoleh nutrien, sedangkan nutrien dapat diartikan sebagai zat-zat yang diperlukan untuk kelangsungan hidup. Untuk keperluan hidupnya tumbuh-tumbuhan memerlukan nutrien yang berupa mineral dan air. Mineral diperoleh tumbuhan dari dalam tanah, demikian pula air dapat diperoleh dari dalam tanah. Mineral-mineral tersebut di dalam tanah larut dalam air. Larutan-larutan mineral tersebut kemudian diserap oleh akar tumbuhan dan dapat sampai di daun melalui pembuluh xilem.
B.  Macam-macam unsur nutrisi tumbuhan
Terdapat 16 macam unsur yang dikenal penting bagi pertumbuhan dan kehidupan tumbuhan. Ke-16 unsur tersebut dapat dibagi :
a.    Menurut jenis unsur :
1)   Nutrien Non-mineral
Nutrien non-mineral diantaranya meliputi : hidrogen (H), oksigen (O), karbon (C). Umumnya diperoleh dari air dan O2 & CO2 dari atmosfir.
2)   Nutrien Mineral
Terdapat 13 nutrien mineral, diperoleh dari tanah, larut dalam air dan diserap melalui akar tumbuhan. Ketersediaan unsur ini di dalam tidak selalu cukup sehingga para petani sering menggunakan pupuk untuk menambah nutrien dalam tanah.
Nutrien mineral dibagi dalam dua kelompok : Makronutrien dan Mikronutrien.
a)    Makronutrien (diperlukan dalam jumlah besar : 0,5−5% dari berat kering)
Makronutrien dapat dibagi menjadi dua kelompok : Nutrien primer dan Nutrien sekunder.
§  Nutrien primer terdiri dari nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). Nutrien ini biasanya paling cepat berkurang dalam tanah karena tumbuhan menggunakan dalam jumlah besar untuk pertumbuhannya.
§  Nutrien sekunder terdiri dari kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S). Ketiga unsur ini biasanya tersedia cukup dalam tanah dan karenanya penambahan pupuk tidak selalu dilakukan. Penambahan kalsium dan magnesium dilakukan bila dilakukan pengapuran pada tanah asam. Sulfur biasanya terdapat dalam jumlah cukup dari dekomposisi bahan organik. Hal ini menjadi alasan mengapa hasil pemangkasan/pemotongan rumput dan daun tidak perlu dibuang.
b)   Mikronutrien
Mikronutrien merupakan unsur esensial untuk pertumbuhan tumbuhan yang diperlukan dalam jumlah sedikit (kecil). Unsur yang termasuk dalam mikronutrien adalah Boron (B), Tembaga (Cu), Besi (Fe), Klor (Cl), Mangan (Mn), Molybdenum (Mo), dan Seng (Zn). Pengomosan bahan organik seperti rumput dan daun sangat bagus sebagai cara penyediaan mikronutrien (demikian pula makronutrien) untuk pertumbuhan tumbuhan.
b.    Menurut Fungsi Biokimia
1)      Karbohidrat, lipid, protein, asam nukleat
CHO      CHO   CHON(S)   CHONP
2)      Koenzim : Mg, Ca, Mn, Zn, Fe, Cu, Mo, Mn [reaksi redoks]
3)      Komponen Osmotis dan elektrik : K+, Cl-, H+, Ca2+          
C.  Defisiensi
Defisiensi adalah kekurangan material (bahan) berupa makanan bagi tanaman untuk melangsungkan hidupnya. Kebutuhan tanaman akan nutrisi berbeda-beda tergantung dari jenis tanamannya. Apabila ada kekurangan (defisiensi) unsur tertentu, maka tanaman mengekspresikannya dalam bentuk gejala tertentu. Untuk mengetahui ketersediaan unsur yang terkandung didalamnya, salah satu upayanya adalah dengan mengetahui gejala defisiensi pada tanaman. Gejala defisiensi nutrien tidak hanya bergantung pada peranan nutrien tersebut dalam tumbuhan akan tetapi juga pada mobilitasnya didalam tumbuhan tersebut. Jika suatu nutrien bergerak agak bebas dari satu bagian tumbuhan ke bagian yang lain, gejala defisiensi pertama kali akan muncul pada organ yang lebih tua. Hal ini karena jaringan-jaringan muda yang masih tumbuh memiliki daya tarik yang lebih kuat dibandingkan dengan jaringan tua untuk menarik nutrien yang jumlahnya kurang.
Gejala kekurangan nitrisi ini cepat atau lambat akan terihat pada tanaman, tergantung pada jenis dan sifat tanaman. Ada tanaman yang cepat sekali memperlihatkan tanda-tanda kekurangan atau sebaliknya ada yang lambat. Pada umumnya pertama-tama akan terlihat pada bagian tanaman yang melakukan kegiatan fisiologis terbesar yaitu pada bagian yang ada diatas tanah terutama pada daun-daunnya.
   Adapun macam gejala defisiensi yang terdapat pada tumbuhan seperti yang terlihat pada gambar diatas, diantaranya adalah :
·      Defisiensi Nitrogen (N)
Nitrogen merupakan unsur mobil dalam tanaman, oleh karena itu gejala defisiensinya akan dimula pada daun-daun yang lebih tua. Gejala berupa menguningnya daun, kadang-kadang disertai dengan berubahnya warna daun menjadi kemerahan akibat terbentuknya anthocyanin. Pertumbuhan tanaman akan terhambat, dan bentuk daun tidak normal.
·      Defisiensi Potassium (K)
Defisiensi K tidak menunjukkan gejala yang jelas, awalnya hanya pengurangan laju pertumbuhan, setelah lanjut diikuti oleh klorosis dan nekrosis. Umunyan mulai nampak pada daun tua, karena K+ yang mobil ditranspor dari daun tua ke jaringan yang lebih muda. Turunnya turgor apalagi pada kondisi stre air menyebabkan tanaman lembek. K+ juga dapat meningkatkan resistensi tanaman terhadap beberapa penyakit.
·      Defisiensi Boron (B)
Defisiensi B dapat mengganggu perkembangan jaringan meristem (pucuk akar, pucuk tunas) atau jaringan kambium. Penyediaan B diperlukan untuk memelihara aktivitas meristem. Boron diperlukan untuk sintesis basa nitrogen, seperti urasil. Penambahan urasil dan asam orotat, senyawa antara pada biosintesis urasil diketahui mengurangi gejala defisiensi B. Defisiensi B menandakan abnormal, terhambatnya pertumbuhan titik tumbuh, daun muda bentuknya tidak serasi, keriput dan lebih tebal, berwarna hijau-biru gelap, klorosis yang tidak teratur antara tulang-tulang daun. Daun dan batang/cabang menjadi rapuh dan menimbulkan gangguan transpirasi. Defisiensi B juga berpengaruh terhadap perkembangan akar, akar menjadi lebih tebal dan pucuknya mengalami nekrotik.
·      Defisiensi Fosfor (P)
Tumbuhan membutuhkan fosfor pada semua tahap dalam perkembangannya. Kebutuhan fosfor paling besar adalah pada saat pembentukan biji dan perkembangan awal. Jika ketersediaan fosfor terbatas, fosfor akan ditranslokasikan dari jaringan tua ke jaringan muda pada tumbuhan, seperti daun,akar dan titik-titik tumbuhan lain. Tumbuhan yang kekurangan fosfor memiliki akar yang lemah dan memiliki daun yang berukurab kecil, gelap, dan berwarna abu-hijau. Daun tua yang berada di dasar tangkai berwarna kuning terang. Daun yang berada tepat diatas daun tua tersebut berwarna hijau tua. Urat daun berwarna cokelat pada daun dewasa.
·      Defisiensi Magnesium (Mg)
Magnesium merupakan pembangun klorofil. Defisiensi magnesium dapat disebabkan oleh pemupukan potasium yang sangat berlebih. Gejala kekurangan magnesium muncul pada musim dingin atau ketika tanah sangat basah dimana akar kurang aktif. Kekurangan magnesium menyebabkan daun tua menguning. Jika defisiensi berkelanjutan, daun yang berwarna kuning akan menjadi kuning kecoklatan. Produksi buah pada tanaman yang kekurangan magnesium berkurang.
·      Defisiensi Besi (Fe)
Besi dibutuhkan untuk produksi klorofil dan mengaktivasi beberapa enzim, terutama enzim yang terlibat dalam fotosintesis dan respirasi. Kekurangan besi dapat disebabkan oleh drainase yang kurang atau tingginya konsentrasi ion-ion metal dalam tanah. Ketersediaan besi menurun pada pH diatas 7. Selain itu toksisitas mangan dapat menyebabkan defisiensi besi. Defisiensi besi menyebabkan klorosis hijau pucat pada daun termuda. Jika defisiensi terus berlanjut, urat daun menjadi pucat dan daun seperti terbakar, terutama jika daun terdedah ke snar matahari dengan intensitas kuat.
·      Sulfur (S)
Sulfur menunjukkan gejala klorosis sehinga berakibat rendahnya gula sebagai hasil fotosintesi. Defisiensi sulfur dapat diatasi dengan aplikasi pupuk S seperti gipsum (CaSO4-2 H2O) untuk tanah yang mengalami defisiensi S sangat tinggi, pupuk superfosfat, amonium sulfat dan potasium sulfat.
D.    Macam-macam tanah
Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik serta terdiri dari massa padatan, cair dan gas. Tanah tercipta tidak dengan sendirinya, melainkan berasal dari hasil pelapukan bebatuan dan tumbuhan yang prosesnya membutuhkan waktu beratus-ratus tahun. Proses pembentukan tanah sangat dipengaruhi oleh iklim, bentuk muka bumi, tumbuhan, berbagai organisme yang hidup diatasnya termasuk hewan, manusia dan waktu. Berdasarkan faktor pembentuk dan sifat-sifatnya, tanah dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
                                  i.          Tanah Humus
Humus adalah tanah yang sangat subur berwarna coklat kehitaman terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon. Tanah humus banyak mengndung suatu kompleks organik makromolekuler yang mengandung banyak kandungan fenol, asam karboksilat, magnesium (Mg), kalsium (Ca), kalium (K), dan alifatik hidroksida.
                              ii.            Tanah Gambut (Tanah Organosol)
Tanah gambut adalah jenis tanah yang terbentuk dari akumulasi sisa-sisa tumbuhan yang setengah membusuk, oleh sebab itu kandungan bahan organiknya tinggi. Tanah ini tidak cocok untuk pertanian maupun perkebunan karena derajat keasamannya tinggi. Ciri-ciri tanah ini di antaranya : berwarna coklat hingga kehitaman, bertekstur debu lempung, kandungan unsur hara rendah. Tanah gambut dibedakan menjadi beberapa macam, di antaranya:
*      Gambut Topogen
Tanah ini terbentuk karena genangan air yang terhambat drainasenya pada tanah cekung dibelakang pantai, di pedalaman atau di pegunungan. Gambut ini umumnya tidak begitu asam dan relatif subur dengan zat hara yang berasal dari lapisan tanah mineral di dasar cekungan, air sungai, sisa tumbuhan dan air hujan.
*      Gambut Omborogen
Gambut ombrogen lebih sering di jumpai, meski semua gambut ombrogen bermula sebagai gambut topogen. Kandungan unsur hara tanah sangat terbatas, hanya bersumber dari lapisan gambut dan dari air hujan, sehingga tidak subur. Tanah ini banyak mengandung asam humus dan warnanya coklat kehitaman seperti warna air teh yag pekat.
                            iii.            Tanah Liat (Lempung)
Tanah liat atau lempeng mengandung leburan silika atau alumunium yang halus. Unsur-unsur ini, silika, oksigen, dan alumunium adalah unsur yang paling banyak menyusun kerak bumi. Lempung terbentuk dari proses pelapukan batuan silika oleh asam karbonat dan sebagian dihasilkan dari aktivitas panas bumi.
                            iv.            Tanah Aluvial
Tanah aluvial biasanya terdapat disepanjang aliran sungai. Tanah aluvial berasal dari material halus yang diendapkan di aliran sungai dan merupakan jenis tanah yang masih muda karena belum mengalami perkembangan.
                              v.            Tanah Berpasir
Tanah ini terbentuk dari pelapukan batuan beku serta sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil. Ciri-ciri tanah berpasir ini butiran pasirnya sangat banyak, mudah menyerap air namun sangat sulit ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan. Biasanya tanah berpasir ini dimanfaatkan sebagai campuran semen dalam pemasangan batu bata.
                            vi.            Tanah Vulkanik (Regosol)
Tanah ini merupakan endapan abu vulkanik baru yang memiliki butir kasar. Tanah vulkanik ini sangat mudah menyerap air dan banyak mengandung unsur hara sehingga sangat baik jika dimanfaatkan sebagai lahan pertanian.
                          vii.            Tanah Latosol
Jenis tanah ini biasanya terdapat pada daerah beriklim basah yang curah hujannya lebih dari 300 mm/tahun dan berada di dataran tinggi yang berkisar antara 300-1000 meter. Bahan utama pembentuk tanah jenis ini berasal dari bebatuan gunung berapi yang mengalami proses pelapukan.
                        viii.            Tanah Grumosol
Tanah ini berasal dari batu kapur dan batuan lempeng. Ciri-ciri tanah ini di antaranya: warnanya kelam, tekstur lempung dan peka terhadap erosi dan bahaya longsor.